Para perunding Israel dan
Palestina, Senin (29/7/2013), akan melanjutkan pembicaraan damai yang
terhenti selama hampir tiga tahun pada pertemuan yang diselenggarakan
oleh Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, di Washington. Namun, setelah
lebih dari 20 tahun perundingan, isu-isu kunci masih membelah kedua
belah pihak. Isu-isu itu adalah:
Negara Palestina dan kekuasaan
Palestina
menginginkan sebuah negara merdeka dan berdaulat penuh di Tepi Barat
dan Jalur Gaza dengan Jerusalem timur sebagai ibu kotanya.
Israel
menginginkan sebuah negara Palestina tanpa militer. Israel menginginkan
kehadiran militernya untuk jangka panjang di Tepi Barat Lembah Jordan,
dan mempertahankan kontrol atas wilayah udara dan perbatasan-perbatasan
dengan asing.
Batas wilayah Palestina dan permukiman Yahudi
Palestina
menginginkan Israel menarik diri dari semua tanah yang diduduki sejak
perang Enam Hari 1967 dan untuk membongkar semua permukiman Yahudi,
meskipun mereka telah menerima prinsip pertukaran lahan kecil yang sama
ukuran dan nilainya.
Israel mengesampingkan penarikan penuh ke
perbatasan sebelum 1967, tapi siap untuk keluar dari beberapa bagian
Tepi Barat sementara terus mencaplok blok kawasan permukiman yang besar
yang merupakan rumah bagi sekitar 360.000 warga Israel, termasuk
Jerusalem timur.
Palestina menginginkan pembekuan semua
pembangunan permukiman selama pembicaraan damai. Israel menegaskan
pembicaraan damai tanpa prasyarat.
Jerusalem
Israel
merebut Jerusalem timur dari Jordania tahun 1967 dan kemudian
menganeksasi wilayah itu dalam tindakan yang tak diakui oleh masyarakat
internasional. Israel menganggap kota itu sebagai ibu kota "abadi dan
tak terpisahkan".
Palestina ingin menjadikan Jerusalem timur
rumah bagi 280.000 warga Palestina dan lebih dari 200.000 warga Israel,
ibu kota negara masa depan mereka.
Pengungsi
Ada
sekitar lima juta pengungsi Palestina yang terdaftar, sebagian besar
keturunan dari 760.000 orang Palestina yang melarikan diri atau diusir
ketika negara Yahudi itu diciptakan tahun 1948. Palestina menuntut
Israel mengakui "hak mereka untuk kembali", tapi dalam sejumlah
pembicaraan damai, Palestina telah menuntut Israel mengakui "prinsip"
itu, dan dengan demikian bertanggung jawab atas masalah tersebut.
Israel
menolak tuntutan "hak untuk kembali". Perdana Menteri Israel, Benjamin
Netanyahu, menginginkan Palestina menerima Israel sebagai "negara orang
Yahudi", yang akan memastikan masalah pengungsi diselesaikan dalam
batas-batas negara Palestina masa depan.
Air
Israel
menguasai sebagian besar sumber daya air bawah tanah di Tepi Barat.
Orang-orang Palestina menginginkan pembagian yang lebih adil.
Comments
Post a Comment